Masa Pemerintahan
Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya telah kehilangan kekuatannya. Parameswara tidak dapat mempertahankan kekuasaannya di Palembang karena gempuran Majapahit yang ingin membendung serangan Raja Cola dari Kerajaan Colamandala, India. Parameswara terpaksa mengungsi ke Temasek (Tumasik, Singapura sekarang), dan menjadi penguasa di sana selama 5 tahun. Namun kemudian dia membunuh Temagi (petinggi Siam) sehingga diusirlah Parameswara keluar dari Siam. Setelah dari Siam, kemudian Parameswara pindah ke Malaka.
Pada 1400, Parameswara membangun pemerintahan di Malaka yang kemudian menjadi besar dan dikenal sebagai Kesultanan Malaka. Lokasi Malaka yang strategis menyebabkan ramainya perdagangan di sana. Banyak pedagang dari Gujarat dan Cina yang datang untuk bertransaksi.
Parameswara wafat pada 1414 pada umur 70 tahun. Dia dimakamkan di atas bukit Tanjung Tuan. Pemerintahan pun dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Sultan Megat Iskandar Syah dari 1414 sampai 1424.
Keyakinan
Parameswara, sesuai dengan runutan silsilahnya dari Jawa, memeluk agama Hindu. Setelah berdiam di Malaka, Parameswara melihat banyaknya pedagang dan pejabat pemerintahan yang memeluk Islam. Hal tersebut secara tidak langsung memengaruhinya untuk memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah. Alasan lainnya adalah karena dia pun menikahi Putri Ratna anak Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II, Raja Pasai.
Kepustakaan
Kassim, Thukiman. 2002. Malaysia: Perspektif Sejarah dan Politik. Penerbit Universiti Teknologi Malaysia.
2001. "South and Southeast Asia, 500 - 1500". The Encyclopedia of World History 1. Houghton Mifflin Harcourt.hlm.138.